Kurang Siswa, Warga Berharap SDN Pauklor Sikka tak Ditutup
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Kurangnya minat siswa-siswi untuk bersekolah di SDN Pauklor di desa Pruda, kecamatan Waiblama, kabupaten Sikka, NTT, membuat sekolah ini terancam ditutup pemerintah.
Pasalnya, untuk tahun ajaran baru 2018/2019 saja, siswa kelas 1 yang mendaftar dan bersekolah di SDN Pauklor hanya berjumlah 4 orang. Jarak sekolah yang jauh dibandingkan dengan SD lainnya membuat orang tua murid enggan menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
“Sekolah ini harus mendapat perhatian pemerintah agar jangan sampai ditutup. Warga berharap pemerintah daerah harus turun tangan mengatasinya,” kata Frans Juking Lewuk, warga desa Pruda, Kamis (26/9/2019).

Dikatakan Juking, pemerintah harus menerapkan sistem zonasi dan memberlakukannya secara ketat agar jumlah murid di 3 SD yang ada di desa Pruda semuanya kebagian murid.
“Sekolah ini sudah 5 tahun didirikan dan tentunya atas permintaan atau usulan masyarakat juga. Makanya warga desa juga harus memikirkan kelangsungan hidup sekolah ini,” pesannya.
Kepala sekolah SDN Pauklor, Filipus Frans, S.Pd, saat ditemui sejumlah awak media menjelaskan, saat awal didirikan tahun ajaran 2013/2014 jumlah murid yang bersekolah sebanyak 17 orang.
Tahun ajaran berikutnya 2014/2015, jumlah siswa meningkat menjadi 29 siswa dan tahun 2015/2016 kembali meningkat hingga mencapai 45 orang serta tahun 2016/2017 berjumlah 56 siswa.
“Tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa baru masih meningkat menjadi 60 orang. Tapi tahun ajaran 2018/2019, jumlah siswa baru anjlok hingga hanya 4 orang saja yang minta sekolah di sini,” ujarnya.