Dinsos Lamsel Sosialisasikan Pentingnya KSB

Editor: Koko Triarko

Pelibatan masyarakat sebagai relawan  dan divisi KSB, menurut Reni Silalahi, dengan melakukan pemetaan sekaligus standar operasional prosedur (SOP). Sejumlah petugas yang akan dibentuk dalam KSB meliputi petugas evakuasi, logistik, dapur umum, shelter, kendaraan angkutan serta sejumlah fasilitas lain.

Bagi sejumlah desa yang belum mendapat pelatihan, penyuluhan akan dibentuk fasilitas lumbung sosial dan relawan, sesuai dengan tugas masing masing.

Sesuai data dari Kemensos RI, saat ini ada 638 KSB yang tersebar di seluruh Indonesia. Sejumlah KSB bertujuan mempersiapkan masyarakat tangguh bila terjadi bencana. Pembentukan sebanyak 100 orang dengan pengurus 60 orang, yang memiliki perhatian terhadap situasi bencana alam yang bisa saja terjadi kapan saja.

Program Kemensos dengan membentuk KSB juga didukung dengan keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Keberadaan relawan yang dibentuk akan membantu personel Tagana, Dinsos. Pembentukan Tagana dan KSB akan bertugas setelah ada informasi terjadinya bencana alam. Melalui SOP penanganann bencana keberadaan tim reaksi cepat (TRC), penanganan kebencanaan akan cepat dilakukan.

Pelibatan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana, imbuh Reni Silalahi, terus dilakukan di Lamsel. Sebagai upaya membentuk relawan bencana berbasis masyarakat, Kemensos melakukan penyuluhan dan pembentukan KSB. Kegiatan penyuluhan KSB melibatkan sejumlah desa di Kecamatan Ketapang, Bakauheni, Sidomulyo dan Ketibung.

Sebanyak 60 peserta, di antaranya berasal dari sejumlah desa yang ada di dekat pantai. Peserta akan diberi penyuluhan sejak Senin (9/9) hingga Rabu (11/9), diberi materi penyuluhan dan sosialisasi. Selain sosialisasi, para relawan KSB akan mendapat materi simulasi dalam penanganan bencana alam. Sejumlah peserta akan diberi tugas sesuai dengan kemampuan masing masing.

Lihat juga...