Cina Ingin Ikut Tandatangani Perjanjian Dagang Senjata Internasional
BEIJING –Pemerintah Cina menyampaikan keinginannya, untuk ikut menandatangani Perjanjian Perdagangan Senjata Internasional (Arms Trade Treaty), yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Langkah itu, menjadi wujud dari tanggung jawab Negara, sebagai bagian komunitas internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Cina, Sabtu (28/9/2019).
Langkah Cina itu berseberangan dengan sikap Pemerintah Amerika Serikat, yang justru berencana menarik diri dari pakta tersebut. Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan, bahwa Dia berniat menarik negaranya dari pakta yang mengatur perdagangan senjata lintas negara senilai 70 miliar dolar AS.
Perjanjian itu juga mengatur agar senjata tidak diperdagangkan ke para pelanggar hak asasi manusia. Sejauh ini, 104 negara telah menandatangani pakta yang telah disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2013. Presiden AS periode 2009-2017 Barack Obama, menandatangani pakta itu, tetapi langkahnya ditentang oleh Asosiasi Senapan Nasional (National Rifle Association) dan kelompok konservatif lain. Dengan demikian, pakta itu belum diratifikasi oleh Parlemen AS.
Diplomat tinggi Cina, Penasihat (Councillor) Wang Yi, di Markas PBB, mengatakan, pemerintah negaranya telah mempersiapkan sejumlah langkah hukum agar dapat bergabung dengan pakta perdagangan senjata internasional. Kementerian Luar Negeri Cina dalam siaran tertulisnya mengatakan bahwa negara itu akan bergabung “secepat mungkin” dalam pakta tersebut. Pengumuman itu merupakan langkah penting bagi Cina yang ingin bertindak aktif ikut mengatur perdagangan senjata internasional. “Sikap tersebut merupakan wujud dukungan Cina terhadap prinsip multilateralisme,” kata Kementerian Luar Negeri.