Tips Menangani Permasalahan Makan Anak Autis

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Tingkat permasalahan penolakan anak Autisme Spektrum Disorder (ASD) pada makanan menurut data cukup tinggi, yaitu 46-89 persen. Padahal, penolakan makanan ini dapat mengakibatkan malnutrisi yang ujungnya akan memengaruhi kondisi perkembangan otak dan tubuh anak pengidap autis.

Ahli Terapis Anak, Ahmad Kamal Mohamad Natar, menyebutkan bahwa pemahaman anak akan makan disaat dirinya lapar, sama sekali tidak bisa dipraktikkan pada kasus pengidap autis.

“Bagi anak autis, penolakan makanan ini akan bermasalah. Karena kondisi tidak mau makan atau hanya mau makanan tertentu ini akan terbawa hingga dewasa. Padahal makanan itu memiliki arti penting bagi dirinya,” kata Ahmad Kamal saat menjadi pembicara di salah satu talkshow Spekix 2019 di JCC, Minggu (25/8/2019).

Ahmad Kamal menjelaskan kelompok yang bermasalah dengan makanan, terbagi menjadi dua. Yaitu picky eater dan problem feeder.

Picky eater ini pemilih makanan. Kalau ada perbedaan tekstur pada makanan yang disediakan, dia bisa menolak, bisa juga mau. Tapi kalau problem feeder, begitu terlihat teksturnya berubah, akan langsung menolak,” paparnya.

Ahmad menyebutkan secara umum, masalah utama dari anak autis yang menyebabkan penolakan makanan ada empat faktor.

“Yang pertama itu selective food refusal. Anak autis sangat memperhatikan tekstur, bau dan warna dari suatu makanan. Perbedaan dari makanan yang biasa akan menyebabkan penolakan,” ujarnya lebih lanjut.

Masalah kedua adalah food neophobia, yaitu rasa takut pada makanan baru. Masalah ketiga adalah nonfunctional mealtime ribuan.

“Maksudnya adalah anak autis itu biasanya tidak menganggap bahwa makan itu penting, sehingga mereka cenderung untuk tidak mau melakukannya,” urai Ahmad.

Lihat juga...