Seren Taun, Ritual Seserahan yang Menyimbolkan Persatuan dan Kesatuan

Editor: Mahadeva

KUNINGAN – Upaya menjaga nilai luhur budaya bangsa terus dilakukan masyarakat Kelurahan Cigugur, dengan menggelar Seren Taun.  

Pangeran Gumirat Barna Alam, Ketua Panitia Seren Taun menyebut, acara tersebut bernilai persatuan dan kesatuan. Wilayah Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, memiliki keberagaman warisan budaya yang masih terus dipertahankan.

Seren taun merupakan gelar budaya tradisional masyarakat agraris Sunda, yang dilaksanakan setiap tahun. Seren tahun berasal dari kata bahasa Sunda seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan. Kemudian kata tahun yang berarti tahun. Jadi seren tahun bermakna serah terima tahun lalu ke tahun yang akan datang sebagai pengganti. Tradisi ini dilaksanakan satu tahun sekali, sebagai sarana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bersyukur atas segala hasil pertanian yang diperoleh setiap tahun. Juga sebagai ajakan bagi manusia untuk menghargai alam dan sesama. Gambaran penghargaan tersebut dilakukan dalam sejumlah kegiatan melibatkan masyarakat.

“Kebudayaan yang ada di Cigugur memperlihatkan kemajuan zaman yang tidak mengubah adat sebagai ungkapan syukur masyarakat yang sangat beragam dalam kebersamaan suku dan bangsa,” ungkap pangeran Gumirat Barna Alam di Paseban Tri Panca Tunggal, Sabtu (24/8/2019).

Tari buyung, tarian khas masyarakat adat cigugur yang diciptakan ibu Emalia Djatikusumah yang Merupakan persembahan para perempuan desa yang bermakna dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung disajikan pada puncak seren tahun – Foto Henk Widi
Lihat juga...