Serbu Aden, Pasukan Pemerintah Yaman Rebut Kembali Bandara

Anggota pasukan separatis Yaman selatan yang didukung UEA, berada diatas tank saat terjadi bentrokan dengan pasukan pemerintah di Aden, Yaman, Sabtu (10/8/2019) - Foto Ant

ADEN – Pasukan pemerintah Yaman, merebut bandara Aden dari tangan separatis selatan, Rabu (28/8/2019). Mereka menyerang pinggiran timur kota tersebut.

Menurut penduduk dan pejabat setempat, pertempuran baru tersebut memperbesar keretakan antara sekutu di koalisi pimpinan Arab Saudi. Pasukan pemerintah dukungan Arab Saudi, tercatat berhasil merebut kembali sebagian besar kota tetangga, yang sebelumnya dirampas oleh separatis dukungan Uni Emirat Arab.

Menteri Penerangan Pemerintah Yaman, Moammar al-Eryani, mencuit di twitter, pasukan pemerintah mendapatkan kembali bandara Aden dari tangan separatis. Dan warga membenarkan laporan tersebut.

Separatis dan Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, pemerintahan yang diakui internasional, bersatu di bawah koalisi pimpinan Arab Saudi, dalam pertempuran mereka melawan gerakan al-Houthi Yaman.

Namun UAE berselisih dengan pemerintah, lantaran terdiri atas Partai Islah, yang dianggap dekat dengan Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan yang diperangi negara Teluk di Timur Tengah dan Afrika Utara. Namun, Islah membantah menjadi bagian dari Ikhwanul Muslimin. Koalisi Muslim Sunni dukungan Barat, yang mendapat campur tangan di Yaman pada Maret 2015, bergerak melawan gerakan al Houthi dukungan Iran, yang menggulingkan Hadi dari kekuasaannya di Ibu Kota Sanaa pada akhir 2014.

Pemerintah kemudian dipindah ke Aden. Saksi mata mengungkapkan, bentrokan dapat terdengar di distrik al-Arech dan Khor Maksar di Aden, serta di sekitar bandara Aden, yang dikuasai pasukan dukungan UAE sejak 2015.

Kedua kubu terlibat baku tembak, namun separatis selatan mundur dari beberapa posisi dan titik pemeriksaan, yang memungkinkan pasukan perintah menjangkau lingkungan pusat Aden. Menteri Dalam Negeri Yaman, Ahmed al-Maysari, dalam satu pernyataan, memperingatkan pasukan pemerintah untuk tidak membalas dendam terhadap penduduk selatan. (Ant)

Lihat juga...