Ribuan Masyarakat Ikuti Prosesi Menumbuk Padi di Seren Taun
Editor: Mahadeva
KUNINGAN – Rangkaian tradisi seren taun 1952 Saka Sunda, diisi acara menumbuk padi. Kegiatan diikuti oleh ribuan masyarakat, dari wilayah Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan sekitarnya.
Prosesi menumbuk padi, memiliki makna yang dalam di tradisi seren taun. Yadi Riyadi, warga Cigugur, yang bertugas menjaga lumbung padi mengungkapkan, penumbukan padi menyimbolkan seren taun. Sebelum ditumbuk oleh masyarakat, penumbukan dimulai dengan ketukan alu di lesung indung sebanyak tujuh kali. Kemudian diikuti oleh warga secara serempak secara bergiliran.
Padi yang ditumbuk berjumlah 22 kuintal, yang menyimbolkan 22 Rayaagung atau puncak seren taun. Dari 22 kuintal padi yang ditumbuk hanya 20 kuintal. Sisanya, dua kuintal dijadikan bibit untuk musim tanam tahun selanjutnya. Padi tersebut bagian dari proses ngajayak, atau padi dan buah yang diserahkan ke lokasi acara seren taun oleh masyarakat.
“Sebagai simbol ungkapan syukur dalam seserahan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hasil pertanian yang melimpah, selain itu kebersamaan dalam melakukan proses penumbukan menyimbolkan keberagaman yang terjaga di Cigugur Kuningan,” terang Yadi Riyadi kepada Cendana News di Taman Sari Paseban Tri Panca Tunggal, Sabtu (24/8/2019).
Selain makna tanggal seren taun 22, 22 kuintal padi juga menyimbolkan 22 unsur di dalam diri manusia. Unsur tersebut diantaranya darah, kulit, dan daging. Sementara 2 kuintal menyimbolkan unsur berlawanan diantaranya siang dan malam, laki laki dan perempuan, serta benar dan salah.
Menumbuk padi, juga menyimbolkan hidup dan kehidupan. Manusia yang sempurna, disimbolkan makanan dari padi yang merupakan hasil karya manusia. Melalui menumbuk padi di seren taun, masyarakat dibawa untuk menyadari adanya sang pemberi kehidupan.