JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letjen Doni Monardo, mengajak semua warga memahami betapa pentingnya melakukan latihan kebencanaan secara rutin sampai di tingkat keluarga.
Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu, mantan Danjen Kopassus ini mengajak semua warga memahami betapa pentingnya melakukan latihan kebencanaan secara rutin. Terlebih seperti masyarakat kawasan pantai selatan Banten yang rawan menghadapi kejadian gempa dan berpotensi tsunami.
“Latihan dan simulasi kebencanaan harus sampai menyentuh tingkat paling bawah, yaitu tingkat keluarga. Termasuk juga kepada anak-anak sekolah,” kata Doni, saat meninjau lokasi dampak gempa di Desa Panjang Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (3/8/2019).
Menurut Doni, latihan ini perlu diinisiasi Pemda setempat dan harus menjadi kewajiban rutin. Bagaimana pun gempa dan tsunami adalah peristiwa berulang yang sewaktu-waktu dapat muncul kapan saja, meski tak ada yang bisa memprediksi kapan datangnya.
“Karenanya, diperlukan kesiapsiagaan, tidak hanya dalam teori namun juga dalam praktik,” ujar mantan Danyon 11 Grup 1 Kopassus Serang itu.
Pada 12-14 Agustus 2019, Ekspedisi Destana Desa Tangguh Bencana (Destana) yang dilaksanakan oleh BNPB sepanjang pantai selatan Jawa, akan melintasi kawasan Pandeglang, Serang dan Cilegon.
Doni mengajak semua unsur masyarakat berpartisipasi melakukan simulasi dan latihan. Pada saat ekspedisi melintas nanti, dibuatkan skenario seakan-akan terjadi gempa berpotensi tsunami.
“Kita akan libatkan masyarakat secara luas, dan Bapak Kepala BNPB serta semua pejabat tinggi BNPB ikut serta, akan bersama sama masyarakat tidur di tenda,” kata Danrem 064/MY Kolonel Inf. Windiyatno, dan Staf Khusus Kepala BNPB, Egy Massadiah.