Warga Lamsel Kembangkan Tanaman Konservasi Lingkungan Bernilai Ekonomi
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Minat masyarakat untuk melestarikan lingkungan berbasis konservasi di Lampung Selatan (Lamsel) cukup tinggi. Sebagai bentuk dukungan akan konservasi lingkungan, warga Penengahan secara mandiri menyediakan puluhan jenis bibit tanaman yang juga bernilai ekonomi.

Komarudin, warga Desa Rawi, menyebut keprihatinan akan alih fungsi lahan hutan untuk tanaman nonproduktif berimbas pada penggundulan hutan. Sebagai bentuk upaya reboisasi, ia mengajak masyarakat melakukan penanaman kembali lahan dengan tanaman kayu produktif.
Konsep pemberdayaan untuk pelestarian kawasan hutan dilakukan di hutan Gunung Rajabasa, kawasan hutan lindung Tanggamus dan kawasan Pesisir Barat. Sebagai sumber bibit, ia menyediakan tanaman bernilai ekonomis sekaligus memiliki dukungan ekologis.
Sejumlah tanaman yang dikembangkan merupakan vegetasi endemik yang mulai jarang dikembangkan. Di antaranya kemiri, pinang, jolang jaling, jengkol, petai serta sejumlah tanaman produktif. Konsep menanam pohon produktif bertujuan agar masyarakat tidak melakukan penebangan kayu karena masih mendapat nilai ekonomis.
“Sebagai sosialisasi kepada masyarakat saya tekankan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu agar tanaman tetap lestari, konservasi lingkungan terjaga dan sumber ekonomi masih bisa diperoleh,” ungkap Komarudin saat ditemui Cendana News, Rabu (24/7/2019).
Komarudin yang merupakan salah satu mitra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah menyiapkan bibit sejak 012. Sejumlah bibit disebar ke sejumlah wilayah di Lamsel, seperti Pesisir Barat, Tanggamus, bahkan hingga wilayah Lampung yang membutuhkan tanaman reboisasi. Sejak awal 2012 setidaknya sudah mendistrubusikan sekitar 10 juta bibit tanaman konservasi.