Sembilan Wilayah di NTB Alami Kekeringan Ekstrem

Editor: Koko Triarko

MATARAM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi sembilan wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama musim kemarau 2019, telah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan kategori ekstrem, dengan lama HTH diatas 60 hari.

“Kesembilan wilayah dengan kategori kekeringan ekstrem tersebut antara lain, Labuhan Pandan, Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, wilayah Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat,” kata Kepala BMKG Mataram, Agus Riyanto, Rabu (3/7/2019).

Wilayah lain yaitu, Alas Barat, Lape, Kabupaten Sumbawa, Sape, Lambu, Palibelo Teke, Parado, Kabupaten Bima dan wilayah Raba, Kota Bima. HTH terpanjang tercatat di Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat dengan HTH 77 hari.

“Secara keseluruhan, peluang terjadinya hujan pada dasarian bulan Juli 2019 sangat kecil, yaitu sebesar 10 persen di seluruh wilayah NTB,” katanya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Riyanto (kanan) –Foto: Turmuzi

Agus menjelaskan, sebagai dampak dari HTH dengan kategori kekeringan ekstrem tersebut, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan potensi kebakaran lahan di sebagian besar wilayah NTB, khususnya di daerah-daerah rawan kekeringan dan daerah dengan HTH lebih dari 60 hari.

Menurutnya, dinamika atmosfer enso saat ini berada pada kondisi El Nino lemah, sementara kondisi suhu muka laut di sekitar perairan NTB menunjukkan kondisi lebih dingin dibandingkan dengan normalnya.

“Analisis angin menunjukkan angin timuran mendominasi di wilayah Indonesia. Pergerakan Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini tidak aktif di wilayah Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan berkurangnya peluang terjadinya hujan di wilayah NTB” terangnya.

Lihat juga...