PTN yang Dipimpin Rektor Asing Ditarget Tembus 100 Besar Dunia

“Saya laporkan kepada Bapak Presiden, ini ada regulasi yang perlu ditata ulang. Mulai dari peraturan pemerintahnya. Peraturan menteri kan mengikuti peraturan pemerintah. Nanti kalau peraturan pemerintahnya sudah diubah, peraturan menteri akan mengikuti dengan sendirinya,” tuturnya.

Nasir memperkirakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) sudah layak dipimpin rektor terbaik dari luar negeri dan layak berkolaborasi atau mengundang dosen luar negeri untuk mengajar dan meneliti, mengingat PTNBH memiliki ranking tertinggi di antara perguruan tinggi lain di Indonensia.

Namun, dia juga masih menunggu hasil kajian tim Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di mana memungkinkan PTN Badan Layanan Umum (PTN BLU) atau PTN Satuan Kerja (PTN Satker) dipimpin oleh rektor luar negeri dan ditempati dosen luar negeri.

Pihak kementerian saat ini sedang membahas kriteria yang diperlukan agar perguruan tinggi negeri yang dipimpin rektor asing mampu mencapai 100 besar dunia.

“Saya sudah laporkan kepada Bapak Presiden perihal wacana untuk merekrut rektor asing ini. Tentu yang punya reputasi. Kalau yang tidak punya reputasi, jangan. Tidak mesti orang asing itu baik, belum tentu. Nanti kita cari,” tutur Nasir.

Menurut Nasir, praktik rektor asing memimpin perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi publik di suatu negara sudah biasa dilakukan di luar negeri, terutama di negara-negara Eropa, bahkan Singapura.

Dia mencontohkan Nanyang Technological University (NTU) yang baru didirikan pada 1981 kini sudah masuk 50 besar dunia dalam waktu 38 tahun.

“Saya ambil contoh Nanyang Technological University. NTU itu berdiri tahun 1981. Mereka di dalam pengembangan, saya pada saat itu diskusi dengan menteri dari Singapura, apa sejarahnya sehingga berhasil. Ternyata mereka mengundang rektor dari Amerika dan dosen-dosen beberapa besar. Mereka dari berdiri belum dikenal. Sekarang bisa masuk 50 besar dunia,” ujarnya. (Ant)

Lihat juga...