Pertemuan Trump-Jinping, Menyisakan Tanya Kelanjutan Perang Dagang
“0,5 persen dari PDB dunia itu lebih besar dari satu ekonomi seperti Afrika Selatan, jadi ini risikonya sangat besar,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani menyetujui apabila negara-negara yang “bertikai” seperti AS dan China mengusulkan adanya kebijakan perdagangan yang adil maupun “win-win solution”.
Selain itu, reformasi dalam tubuh WTO juga sangat mendesak agar masing-masing negara kembali melaksanakan kegiatan perdagangan secara multilateral.
WTO sedang menjadi sorotan karena ketidakmampuan organisasi ini dalam mengatasi sengketa dagang akibat kosongnya anggota appellate body.
Penunjukan anggota appellate body masih menghadapi masalah karena adanya veto dari AS sehingga berpotensi memperlambat penyelesaian konflik dagang.
Komunike bersama dari Pemimpin G20 juga hanya menegaskan perlunya kebijakan perdagangan yang bebas, adil, tanpa diskriminasi, transparan, dapat diprediksi, dan stabil, serta membuka kesempatan pasar.
Pertemuan G20 ikut menyepakati mengenai perlunya negara-negara anggota dalam mempelopori pertumbuhan ekonomi global yang kuat.
Tidak disebutkan secara jelas upaya mengatasi tindakan proteksionisme yang selama ini menjadi faktor utama penekan pertumbuhan ekonomi global.
Penguatan industri
Dalam menghadapi persoalan global yang sepertinya belum reda dalam waktu dekat, upaya yang bisa dilakukan Indonesia adalah dengan memperkuat ketahanan internal.
Salah satunya dengan upaya keras untuk mengatasi persoalan lesunya ekspor dan impor yang makin melemah dan membebani neraca perdagangan.
Kebijakan yang sudah dilakukan diantaranya membuat sistem layanan terintegrasi secara elektronik (OSS) agar kinerja investasi terutama berbasis ekspor dan subtitusi impor makin tumbuh positif.