Pemerintah Berupaya Turunkan Produksi GRK
Editor: Mahadeva
JEMBER – Diperkirakan, hingga 2030 Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan Indonesia mencapai 2,8 juta giga ton. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berusaha keras menurunkannya.
Angka GRK yang dihasilkan Indonesia, diharapkan berkurang hingga 29 persen. Pengurangan produksi GRK Indonesia tersebut ditargetkan diperoleh dari sektor kehutanan sebanyak 17,2 persen dan sektor energi sebanyak 11 persen.
Sementara sisanya, merupakan pengurangan GRK dari sektor lain seperti pertanian, limbah dan industri. Komitmen tersebut sesuai dengan kesepakatan Paris Agreement yang telah ditandatangani oleh Menteri LHK di markas besar PBB di 2016 lalu. Upaya penurunan produk GRK di bidang kehutanan, ditempuh dengan penanggulangan deforestasi. Di Indonesia, deforestasi angkanya mencapai 600 ribu hektare per-tahun, harus diturunkan menjadi 325 hektare per-tahun.
“Kementerian LHK juga tengah mengusahakan rehabilitasi 12 juta hektar lahan kritis dan restorasi dua juta hektare lahan gambut, serta terus mencegah kebakaran hutan yang menyebabkan bencana asap. Alokasi anggaran di Kementerian LHK mencapai 74 persen atau setara Rp3,4 triliun sebagai anggaran rehabilitasi lahan di Indonesia,” jelas Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI), Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan RI, usai mengisi kuliah umum, Tantangan Perubahan Iklim Masa Depan : Menstimulasi Upaya Aksi Mitigasi dan Adaptasi Masyarakat Yang Cepat Tanggap Terhadap Perubahan Iklim, yang digelar di Universitas Jember (Unej), Jumat (19/7/2019).
Di sektor energi, pemerintah bertekad melakukan efisiensi di pemanfaatan energi, penggunaan teknologi batu bara bersih, kewajiban penggunaan bahan bakar nabati hingga 30 persen di sektor transportasi, penambahan jaringan dan stasiun pengisian bahan bakar gas, serta yang terbaru kebijakan mobil listrik.