Pedagang Hewan Kurban di Lamsel Terdampak Kemarau
Editor: Koko Triarko
Selain kambing, jenis hewan kurban sapi dijual Rp19 juta dari sebelumnya yang mencapai Rp23 juta. Sapi jenis peranakan ongole dan limousin dijual Rp18 juta dan Rp20 juta. Sementara kerbau yang semula dijual Rp23 juta, kini hanya Rp20 juta per ekor.
Meski mengalami penurunan harga, ia mengaku masih mendapatkan omzet yang lumayan dari berjualan hewan kurban.
Seperti tahun sebelumnya, sebagian ternak kurban yang dijual merupakan titipan para peternak kambing. Beberapa hewan kurban yang tidak terjual akan dipelihara kembali, dan sebagian dijual ke rumah potong hewan. Kebutuhan akan daging untuk rumah makan dan usaha kuliner sate dan soto, tetap membutuhkan kambing.
Hasan, salah satu warga yang membeli hewan kurban, mengaku menyesuaikan biaya yang disediakan. Bersama sang istri, tahun ini ia membeli kambing dengan harga Rp2,5 juta. Kambing yang sudah dibeli selanjutnya dititipkan kepada pedagang dan akan diambil satu hari sebelum hari raya Idul Kurban. Hewan kurban tersebut akan diserahkan ke panitia kurban di desanya.
“Hewan kurban yang sudah dibeli akan diberi tanda dengan nama, nanti akan diambil sebelum hari raya Iduladha, karena kami tidak punya kandang,” papar Hasan.
Pencari pakan hijauan untuk hewan kurban, Samuri, mengaku kemarau ikut menghambat proses pencarian pakan. Sehari ia mencari pakan dengan sejumlah rekannya untuk hewan kurban yang akan dijual.
Lokasi pencarian pakan kerap berada jauh dari lokasi penjualan hewan kurban. Sebagian pencari pakan hijauan memilih mencari pakan jerami dan rumput gajahan yang dibeli dari petani.
Pekerjaan mencari pakan menjadi tambahan penghasilan baginya. Selama musim penjualan hewan kurban, ia diberi tugas mencari pakan sekaligus memberi minum untuk ternak kurban yang akan dijual.