NU Promosikan Nilai Pluralisme dan Demokrasi di Turki

JAKARTA — Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama (NU) KH Miftahul Akhyar mempromosikan nilai Islam, pluralisme, dan demokrasi dalam diskusi bertema “Mempertahankan Demokrasi dalam masyarakat yang beragam: catatan pasca-pemilu oleh Nahdlatul Ulama (Sustaining Democracy in A Plural Society: A Post-Election Notes from Nahdlatul Ulama) di Institute of Strategic Thinking (SDE) di Ankara, Turki, Jumat (26/7).

“Sepanjang sejarah Indonesia, NU sudah membuktikan bahwa Islam bukan hanya sejalan tetapi juga menjadi penjaga demokrasi,” kata KH Miftahul Akhyar saat menyampaikan paparannya, seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Ankara, Minggu (28/7/2019).

Rais ‘Aam juga menjelaskan bahwa dalam pemikiran politik NU, mencintai agama dan mencintai negara adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Selain Rais ‘Aam, ikut menyampaikan pandangan pada kesempatan tersebut Sekretaris Dewan Syuriah NU KH Zulfa Mustofa.

Dalam paparannya Kyai Zulfa menjelaskan bahwa hubungan Islam dan negara di Indonesia pernah mengalami periode naik dan turun.

“Meskipun demikian, umat Islam, khususnya NU, selalu menemukan dan menjaga nilai-nilai demokratis dalam menyelesaikannya”, kata Kyai Zulfa dalam diskusi yang dimoderatori bersama oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal dan Presiden SDE Muhammet Savas Kafkasyali.

Sebagai tuan rumah, Presiden SDE menyampaikan apresiasi kepada Ketua NU Indonesia bersama jajarannya yang telah hadir untuk berdialog mengenai isu Islam dan bernegara.

Menurut dia, banyak pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar.

Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah peneliti SDE, kalangan media serta pengamat politik di Turki, termasuk beberapa orang mantan petinggi angkatan bersenjata Turki.

Lihat juga...