Kiai dan Santri di Jatim Dukung Aturan Area Bebas Rokok

Ilustrasi - Dok CDN

“Perlu kerja sama antarpesantren. Kami juga berharap pemerintah dapat mempertimbangkan pengendalian konsumsi rokok, salah satunya dengan menaikkan harga rokok setinggi-tingginya agar tidak terjangkau anak-anak,” kata dia.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) bekerja sama dengan Komite Nasional Pengendalian Tembakau dan diselenggarakan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang.

Dalam kegiatan itu, juga dilakukan deklarasi dukungan terhadap upaya pengendalian konsumsi rokok. Deklarasi yang berisi seruan pembatasan dan pengendalian konsumsi rokok itu ditandangani langsung oleh Gus Sholah selaku Pengasuh Pesantren Tebuireng, serta Ketua Fatayat NU Jawa Timur Dewi Winarti.

Adapun poin-poin yang disampaikan dalam deklarasi antara lain mendukung harga rokok dinaikkan, sehingga menjadi tidak terjangkau anak-anak.

Selain itu, mendukung penerapan perda kawasan tanpa rokok (KTR) di tempat umum khususnya di pesantren dan sekolah, lalu mendorong agar pemerintah melindungi anak-anak dari media promosi industri rokok, mendukung upaya lain yang dianggap perlu untuk menekan perokok anak serta memberikan perlindungan ibu-ibu dari pengaruh rokok.

Dikatakan juga dalam deklarasi, dukungan itu sebagai persiapan demi meningkatkan kualitas generasi muda dan perempuan calon ibu di Indonesia di masa mendatang dari bahaya pengaruh rokok.

Kegiatan itu, selain dihadiri perwakilan pondok pesantren se-Jatim, juga para pelajar, santri, serta perwakilan anggota fatayat NU se-Jatim. (Ant)

Lihat juga...