Timbunan Material di Wairterang Sebabkan Monyet Menghilang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Penimbunan material yang dilakukan oleh perusahaan di kawasan konservasi Wairterang kecamatan Waigete mendapat penolakan dari pemilik tempat wisata di daerah tersebut. Pasalnya, kegiatan penimbunan material mengganggu kenyamanan wisatawan yang kebanyakan wisatawan asing.

“Iya memang para pemilik tempat wisata atau cottage mengajukan keberatan ke kami. Tapi saya juga tidak tahu dan hanya mengetahui setelah pemilik lahan dan pihak perusahaan tanda tangan sewa lahan dan kami hanya mengetahui saja,” ungkap Frumensia Da Tae, Pjs. kepala desa Wairterang, Sabtu (8/6/2019).

Paling tidak kata Frumensia, perusahaan PT. Bumi Indah harusnya sudah tahu bahwa daerah penimbunan material merupakan daerah konservasi. Harusnya pihak perusahaan mengetahui bahwa harus ada izin penimbunan material tersebut.

“Kami dari pihak desa tidak memiliki kewenangan mengeluarkan izinnya karena itu kewenangan di kabupaten. Kami hanya mengetahui saat tanda tangan sewa lahan antara pemilik dan perusahaan saja,” tegasnya.

Sementara itu pemilik tempat wisata Sunset Cottage, Benediktus Sukardi, saat ditemui Cendana News mengakui telah melakukan protes ke pihak desa terkait aktivitas penimbunan material di daerah konservasi dan daerah wisata. Banyak wisatawan asing yang juga melakukan protes.

Benediktus Sukardi, salah satu pemilik tempat wisata Sunset Cottage di desa Wairterang kecamatan Waigete kabupaten Sikka. Foto: Ebed de Rosary

“Wisatawan asing banyak yang terganggu karena suara bising dari kendaraan proyek dan juga debu yang ditimbulkan. Mereka yang rencananya menginap seminggu akhirnya cuma semalam saja dan pindah ke daerah lain,” ungkapnya.

Lihat juga...