Sejahterakan Perajin, Kelompok Tenun Balai Panjang Bangun Koperasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Effendi mengaku tujuan yang hendak dicapai membentuk  koperasi, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan perajin yang selama ini belum mendapatkan penghasilan yang layak, padahal tenun merupakan produk bernilai tinggi.

Melalui adanya koperasi, tenun  yang dikerjakan oleh para ibu rumah tangga, bisa ditampung oleh koperasi.

“Nama koperasi kita tinggal ubah dari Kelompok Tenun Balai Panjang menjadi Koperasi Balai Panjang. Artinya setelah nanti menjadi koperasi, di Sentral Tenun ini akan membuka diri, siapa pun masyarakat Payakumbuh boleh bergabung,” ujarnya.

Kini di Sentral Tenun yang dikelola oleh Kelompok Tenun Balai Panjang, memiliki kurang lebih 15 alat tenun yang dibantu oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Untuk pekerja, merupakan masyarakat setempat yang telah dilatih jadi perajin tenun dengan motif khas Payakumbuh.

“Motif tenun kita di sentral ini khas bisa dilihat seperti zig zag. Memang di berbagai daerah di Sumatera Barat banyak yang melakukan usaha tenun. Namun di Payakumbuh punya kekhasan yang unik,” jelasnya.

Ia menyebutkan dengan kini telah memiliki perajin yang mencapai 15 orang di Sentral Tenun Balai Panjang, setidaknya menghasilkan 40 sampai 50 potong tenunan dalam satu bulan.

Harganya pun bervariasi tergantung kesulitan motif dan panjang tenun yang dihasilkan. Tapi yang paling tinggi harga tenunnya Rp800 ribu dengan panjang tenun mencapai 3 meter. Sementara yang harga termurah yakni Rp300.000 panjang tenun hanya 2,8 meter.

“Sebenarnya untuk kualitas hasil tenun Balai Panjang tidak berbeda dengan hasil tenun yang ada di Sumatera Barat pada umumnya. Hanya saja, Balai Panjang lebih mengutamakan motif yang lahir di Payakumbuh, seperti motif saik galamai, itiak tabang dan bungo kumbuh,” ungkapnya.

Lihat juga...