Peternak di Bantul, dituntut Jeli Dengan Kesehatan Ternak 

Editor: Mahadeva

YOGYAKARTA – Peternak di Bantul dituntut cermat mendeteksi kondisi kesehatan ternak mereka secara mandiri. Hal itu dikarenakan, tidak adanya petugas dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) maupun Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Peternakan yang melakukan kontrol kesehatan rutin di kelompok-kelompok ternak.

Jika terlambat mendeteksi penyakit, bukan tidak mungkin ternak dapat terserang penyakit. Dampaknya, tentu bisa merugikan para peternak. Kemampuan deteksi kondisi ternak, juga dibutuhkan untuk melihat masa birahi ternak. Hal itu, berhubungan dengan proses pemberian inseminasi buatan atau kawin suntik untuk pengembangbiakan ternak.

“Walaupun jumlah ternak sapi maupun kambing di kelompok ternak Sido Rukun ini cukup banyak, namun selama ini tidak pernah ada pengecekan kesehatan maupun kondisi ternak dari petugas pemerintah. Jadi peternak yang harus aktif melakukan pengecekan jika ada sesuatu,” kata salah seorang peternak dari Kelompok Ternak, Sido Rukun, Ngoto, Bangunharjo Sewon Bantul, Daryo.

Daryo menyebut, petugas kesehatan hewan maupun PPL biasanya baru akan datang ke kandang kelompok jika dihubungi. Hal itu dikarenakan, minimnya jumlah tenaga petugas kesehatan maupun PPL yang ada di Bantul saat ini. Hal tersebut menjadikan, PPL tidak bisa senantiasa mengontrol kondisi ternak di kandang-kandang kelompok yang ada di wilauah mereka.

“Sayangnya tidak semua peternak paham mengenai kondisi kesehatan ternak mereka. Khususnya yang hanya nyambi pelihara ternak. Kadang ada sapi yang sudah terlanjur sakit tapi baru dilaporkan. Sehingga penyakitnya sudah parah. Termasuk terlambat memanggil petugas saat sapi birahi dan harus dikawin suntik. Sehingga membuat penyuntikan sering tidak jadi (gagal),” ungkapnya.

Lihat juga...