Perbedaan Menjadi Jalan Harmoni Menuju Tuhan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Perbedaan dalam kehidupan menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan Gereja Katolik. Perbedaan pribadi tersebut terlihat dalam rasul Petrus dan Paulus sebagai saksi Injil dan kebangkitan Yesus Kristus.
Demikian diungkapkan Pastor Bernardus Hariyanto Silaban, Pr., dalam homili perayaan Ekaristi Hari Raya Petrus dan Paulus Rasul. “Meski memiliki sifat dan karakter berbeda, namun tidak menggerus persatuan, tapi justru menyatukan Gereja perdana,” katanya dalam homili, Sabtu (29/6/2019) petang.
Menurutnya, teladan kedua rasul yang dijadikan pelindung stasi Pasuruan itu masih sangat relevan pada zaman modern. Pada masa kini, perbedaan tetap bisa menjadi sumber persatuan untuk mencapai tujuan komunitas menggereja. Meski ada perbedaan sebagai pribadi Katolik,maka tetap bisa menjadi cara untuk mewartakan kabar baik kepada sesama.
Perbedaan hidup menggereja di tingkat stasi yang merupakan bagian gereja partikular, tidak akan membatasi umat untuk ambil bagian dalam persekutuan.

Talenta atau bakat dari setiap umat, di antaranya dalam bidang liturgi, nyanyian, bersosialisasi menjadi keberagaman yang harus dipertahankan. Melalui Gereja, setiap perbedaan menciptakan harmonisasi dalam satu tujuan untuk semakin dekat dengan Tuhan.
“Sejak awal mula, Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu seragam, melainkan berbeda satu sama lain, sehingga tercipta harmonisasi dalam gereja, perbedaan itu harus menjadi kesadaran setiap umat untuk saling mengasihi,” ungkap Pastor Bernardus Hariyanto Silaban, Pr .