Pembukaan Kembali Pendakian Rinjani, Disambut Positif
Editor: Mahadeva
MATARAM – Pelaku pariwisata dan pengusaha jasa perhotelan di Nusa Tenggara Barat menyambut positif, dibukanya kembali pendakian kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

“Pembukaan pendakian Rinjani tentu sangat kita dukung, karena berdampak positif bagi kunjungan wisatawan ke NTB, terutama wisatawan mancanegara” kata Ketua Kehormatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra, Senin (17/6/2019).
Lanang menyebut, pembukaan jalur pendakian berdampak positif bagi pemulihan sektor pariwisata NTB. Utamanya, pada industri perhotelan di Lombok. Rinjani adalah destinasi yang terkenal, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Lanang meyakini, pembukaan jalur pendakian Rinjani akan mengundang banyak Wisatawan Nusantara (Wisnus) dan Wisatawan Mancanegara (Wisman) datang ke Lombok.
“Yang paling diuntungkan, tentu pelaku wisata di Lombok, terutama pelaku usaha wisata yang berada di Sembalun, Lombok Timur, dan Senaru, Lombok Utara, yang menjadi dua pintu utama jalur pendakian Gunung Rinjani,” ungkapnya.
Selama ini, yang paling merasakan dampak dari penutupan pendakian Rinjani, pasca-gempa bumi beberapa waktu lalu, adalah hotel, bungalows, homestay dan porter. Pembukaan kembali jalur pendakian, akan menghidupkan kembali gairah pariwisata di Sembalun dan Senaru. Meski begitu, okupansi penginapan di dua lokasi tersebut tidak serta merta langsung meningkat signifikan.
Tetap saja, prosesnya akan terjadi secara bertahap, merangkak naik secara bertahap. PHRI NTB mengimbau, penginapan di Sembalun dan Senaru mengedepankan sosialisasi mitigasi bencana dengan membuat jalur dan titik kumpul evakuasi saat keadaan darurat.