Emergency brake kedua disebut Emergency Brake UB yang akan aktif berdasarkan fungsi Automatic Train Protection (ATP), pendeteksi jarak antar kereta dan pada saat power kereta dalam kondisi off / tidak bekerja. Dengan dua sistem emergency brake ini, CR400AF
“Menawarkan tingkat keamanan yang lebih untuk melindungi kereta pada saat terjadi kesalahan sistem maupun human error. Satu rangkaian kereta CR400AF terdiri dari delapan gerbong (cars) dengan komposisi empat cars bermotor dan empat cars tanpa motor,” katanya.
Dengan komposisi ini memungkinkan kereta CR400AF memiliki kecepatan desain hingga 420km/jam dan kecepatan operasional 350 kilometer/jam.
Meskipun kecepatan tinggi, dari sisi kenyamanan CR400AF memiliki cabin noise yang lebih rendah sehingga mampu meredam getaran dan suara di dalam kereta dengan lebih optimal.
Dengan kecepatan tinggi tersebut, CR400AF Kereta Cepat Indonesia akan menempuh jarak 142,3 km Jakarta – Bandung hanya dalam waktu 36 menit untuk perjalanan langsung, hingga 46 menit dengan kondisi perjalanan berhenti di setiap stasiun.
Sebagai informasi, disepanjang trase Kereta Cepat Jakarta – Bandung akan terdapat empat stasiun pemberhentian yakni di Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar.
Menawarkan teknologi modern yang mampu mempersingkat waktu, penentuan harga tiket menjadi perhatian khusus dan merupakan salah satu faktor yang penting dalam bisnis transportasi massal. Namun penetapan harga tiket kereta cepat masih terus dikaji hingga operasioanal pada 2021.
“Berdasarakan hasil studi kelayakan, nilai yang feasible untuk tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung mulai dari kisaran 16 dolar AS, namun tentu saja secara resminya, penetapan tarif akan ditentukan kemudian setelah kajian komprehensif ketika KCJB akan mulai beroperasi dengan memperhatikan berbagai aspek keekonomian, daya beli masyarakat di tahun 2021 dan juga setelah ada persetujuan dari regulator,” kata Chandra. (Ant)