Idul Fitri, Suku Kaili Ledo di Petobo Gelar ‘Molabe’

Ribuan korban gempa dan likuefaksi Shalat Idul Fitri 1440 H di Stadion Mini dekat lokasi eks-likuefaksi Kelurahan Petobo, Palu Selatan, Kota Palu, Rabu (5/6/2019) – Foto Ant

Suku Kaili, umumnya mengundang imam masjid untuk membacakan doa syukuran atau keselamatan tersebut. Makanan yang terdapat di bakii hanyalah simbol yang memiliki maksud dan arti tersendiri. Setiap rumah tangga menggantarkan makanan yang tersedia di bakii besar ke masjid untuk dibaca oleh Imam Masjid.

Molabe biasanya mulai dilakukan oleh Suku Kaili sehari sebelum dan pada Idul Fitri ataupun Idul Adha , setelah shalat, biasanya molabe sekaligus tahlil di masjid. Hal itu diikuti dengan saling maaf memaafkan. Kemudian, umumnya Suku Kaili berziarah di makam keluarga untuk menyiram makam sekaligus membaca doa atau tahlil. “Tradisi ini baik dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan perlu dipertahankan,” kata Zainal Abidin.

Tahlil, bagi Suku Kaili di Kelurahan Petobo dimaksudkan untuk mengirim doa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan orang-orang yang telah meninggal dunia. “Ini menunjukkan hubungan persaudaraan bukan hanya saat masih hidup, tapi juga setelah wafat,” ujar Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu. (Ant)

Lihat juga...