Usaha Rumahan Unik Toples, Menjanjikan

Jurnalis: Makmun Hidayat

Adapun cara membuat dekorasi toples, jelas istri Yullius Feryanto ini, diperlukan kain flanel yang direkatkan dengan lem. Tahapannya, membuat pola sesuai keinginan, lalu menempelkan bahan dan menghias toples sesuai permintaan pelanggan.

Selain melayani pesanan, As juga mentargetkan jumlah tertentu dalam produksi. Menurut pengakuan As, dalam sebulan ia bisa menghasilkan bros sampai 200-300 berbeda motif. Kecuali pesanan untuk suvenir biasa sesuai pesanan, ia mentarget 3 hari selesai sampai 300-500 bros dibantu tetangga sekitar.

Menariknya, As mendesain sendiri karyanya. Motifnya beragam, ada kue-kue, bunga, angsa, bentuk love, dan nanas. Hasil produksi rumahannya dijual melalui medsos seperti facebook dan whatsaap. As juga menjual karyanya secara tradisional ke pasar-pasar.

Harga masing-masing produknya dibanderol tak sama, namun ramah di kantong. Bunga kantong candy dibanderol Rp50.000-70.000 tergantung motif, bros mulai Rp1000-15.000, buquet Rp15.000-150.000, flower paper Rp150.000, dll.

Dalam sebulan, menurut pengakuan AS, bisa terjual sekira 200 bros motif. Memasuki bulan Ramadan, kata As, permintaan pasar meningkat. “Pemasukan mencapai sekitar Rp1.500.000-2.000.000,” katanya.

Sebagai produk rumahan bernilai seni, untuk memproduksi wadah permen dan mendekorasi toples tentu dibutuhkan keahlian khusus. “Jelas ini butuh kreativitas, kesabaran, dan bagaimana cara agar bisa menarik minat pembeli,” tandas As.

Dalam memulai usahanya, As sempat terkendala permodalan. Ia kemudian mengajukan pinjaman kas arisan Dasawisma, juga terkadang menyisihkan dari hasil penjualan. Terkumpullah sekira Rp500.000 sebagai modal awal.

Lihat juga...