Teknik Bioremediasi Tingkatkan Potensi Pertanian
Editor: Mahadeva
“Bioremediasi adalah pilihan tepat. Karena bioremediasi ini menggunakan mikroba yang memang sudah secara alamiah ada di lingkungan tersebut. Dan tidak perlu proses pengangkatan polutan. Sehingga lebih aman dan lebih murah,” ucapnya.
Nana mencontohkan penggunaan IMR, selain mampu memperbaiki lahan juga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Atau penggunaan Azolabacter fulcocum yang mampu menyerap kadar Nitrogen. “IMR ini yang kita gunakan untuk kasus lahan lada di Bangka Belitung. Dan IMR juga bisa digunakan bagi yang bermasalah dengan gadoderma. Biasanya kita menggunakan satu kilogram IMR, untuk satu hektare lahan, kalau untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,” paparnya.
Penggunaan bioremediasi, bisa dilakukan dengan infill application atau seed inokulasi. “Infill application ini dilakukan pada lahan sebelum lahan dipergunakan untuk menanam. Sementara seed inokulasi dilakukan saat penanaman di nursery,” urainya.
Nana menyebut, cara kerja bioremediasi di lahan pertanian adalah dengan mengambil nutrisi yang dibutuhkan oleh hama penyakit dan melepaskan enzim kitonaze. “Menggunakan bioremediasi ini menguntungkan bagi petani, karena 3M. Yaitu, murah, mudah dan manfaat. Harganya murah, gampang diaplikasikan oleh petani dan tidak membahayakan bagi mereka saat mengaplikasikan. Serta bermanfaat buat mereka. Dengan menggunakan bioremediasi, artinya para petani sudah menerapkan sistem organik pada lahan mereka, bahan organik sekarang memang menjadi pilihan bagi para konsumen,” papar Nana.
Batan sangat membuka diri bagi petani maupun institusi yang ingin mempelajari atau ingin menggunakan bioremediasi. “Kami sangat welcome. Sudah saatnya pertanian organik ini dikembangkan. Sehingga tanah pertanian terhindar dari kerusakan sebagai akibat penggunaan zat kimia berlebih. Dan untuk jangka panjang, tentunya cara ini sangat ramah lingkungan,” pungkasnya.