Pentingnya Literasi, Tugas Lembaga Kearsipan Daerah Sadarkan Masyarakat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Kondisi penyelenggaraan kearsipan dan perpustakaan daerah saat ini masih jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan banyak permasalahan yang diakibatkan tidak adanya arsip.

Demikian juga dengan permasalahan perpustakaan. Kondisi nyata tersebut di atas akan menjadi tantangan kerja dalam menyelenggarakan kearsipan dan perpustakaan di daerah.

“Perpustakaan yang ada rata-rata memiliki buku yang lama dan kurang lengkap. Tempatnyanya pun sangat sempit dan tidak nyaman untuk standar sebuah perpustakaan,” sebut Remigius Nong, salah seorang mahasiswa, Jumat (24/5/2019).

Saat ditemui di kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah kabupaten Sikka, Remigius mengatakan, para mahasiswa dan pelajar di kabupaten Sikka hanya datang ke kantor perpustakaan untuk bisa berinternet.

“Para pelajar hanya datang ke kantor kearsipan dan perpusakaan  untuk bisa akses internet gratis. Di tempat ini terbuka 24 jam dan dilengkapi dengan meja dan kursi sehingga kami bisa nyaman mencari bahan-bahan pelajaran melalui internet,” ungkapnya.

Menurutnya, bagaimana mau mengembangkan literasi kalau bahan bacaan yang disediakan di perpustakaan juga sangat minim. Pemerintah daerah, saran Remigius, harus memiliki kantor perpustakaan yang layak. Bahan bacaan baik koran, majalah dan buku-buku pun harus tersedia dan lengkap.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam sambutan saat rapat temu konsultasi pimpinan lembaga kearsipan dan perpustakaan daerah kabupaten dan kota se-NTT tahun 2019 dan dibacakan wakil bupati Sikka mengatakan, banyak juga terjadi permasalahan kearsipan dan perpustakaan di tingkat pemerintah daerah.

Lihat juga...