Penjualan Lukisan di Maumere Terpuruk Dampak Perkembangan Teknologi
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MAUMERE — Teknologi fotografi yang berkembang pesat membuat karya seni lukis ikut terkena dampak. Selain itu, semakin canggihnya teknologi digital printing membuat orang lebih mudah mencetak foto dan murah daripada membayar sebuah lukisan tangan.
“Dalam sebulan saja hanya satu dua saja order lukisan yang saya terima. Itu pun karena nama saya sudah dikenal sehingga orang meminta untuk dilukis namun harga lukisan relatif murah,“ sebut Daniel Wati Tilok, Selasa (14/5/2019).
Pria yang kerap disapa Dani Wati ini pun mengaku, kalau di Maumere susah sekali mendapat orderan dengan biaya yang mahal. Menurutnya, masyarakat belum terbiasa membeli lukisan dengan harga yang mahal akibat lemahnya apresiasi terhadap karya seni.
“Orang belum terbiasa menghargai sebuah karya seni apalagi seni lukis. Memang perkembangan teknologi foto dan printing membuat karya lukisan pun semakin terpuruk. Orang lebih suka mencetak foto ukuran besar daripada dilukis,” ungkapnya.
Mencetak foto ukuran 20 R saja kata Dani, paling hanya membayar puluhan ribu rupiah, sementara kalau dilukis bayarannya bisa ratusan ribu rupiah. Melukis itu sebuah proses kerja yang membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.
“Melukis foto kalau di Maumere untuk lebar 50 sentimeter dikenakan biaya Rp1,5 juta. Untuk ukuran 70 kali 90 sentimeter harganya Rp4,5 juta sampai Rp5 juta. Meski demikian dalam sebulan selalu saja ada yang memesan lukisan,” terangnya.
Dani berharap agar pemerintah ikut membantu para seniman dengan menggelar berbagai event pameran seni. Bisa juga dengan membeli karya lukis dan memajangnya di kantor-kantor pemerintahan.