Lebaran, Permintaan Kue Kering Meningkat

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Permintaan kue kering menjelang Idul Fitri di Lampung Selatan mengalami peningkatan.

Veronica Sundari (44), pemilik usaha pembuatan kue Wijaya, di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut, sejak pekan kedua Ramadan, pesanan kue tradisional mulai dikerjakan.

Kue tradisional dikerjakan Sundari bersama empat ibu rumah tangga. Pada kondisi normal Dia hanya menghabiskan bahan baku sekitar 100 kilogram tepung terigu, gula pasir, telur dan bahan lain. Di Ramadan, kebutuhan bahan baku naik tiga kali lipat, seiring meningkatnya permintaan.

Kue yang sudah diproduksi dabn telah dikemas dalam berbagai ukuran dan jenis, dijual mulai Rp10.000 hingga Rp25.000 untuk ukuran 100 gram dan 250 gram. “Pemesan membeli kue tradisional dalam bentuk kemasan jadi. Meski ada juga yang membawa bahan baku lengkap, untuk dibuat sesuai keinginan varian kue yang kami buat,” terang Veronica Sundari kepada Cendana News, Sabtu (25/5/2019).

Penganan yang sering dipesan seperti, rempeyek kacang, babon, untir-untir, jipang, kacang bawang, keripik pisang, keripik singkong, akar kelapa, semprong, cucuk gigi.

Meningkatnya pesanan, karena warga memilih kue tradisional yang harganya murah meriah. Sementara, kue kekinian yang banyak dijual seperti bolu kukus, nastar, putri salju dan kue lain, harganya cenderung lebih mahal, sehingga membuat kue tradisional masih banyak dipesan.

Nining (kanan) menyelesaikan pembuatan kue babon pesanan untuk hidangan kue lebaran – Foto Henk Widi

Pesanan meningkat, selain dari warga disekitar rumahnya, juga pesanan dari warga kecamatan lain. Memanfaatkan media sosial Sundari mendapat pesanan dari wilayah Bekasi, Jakarta dan Palembang. Pemesan merupakan warga yang rindu dengan kue tradisional.

Lihat juga...