Kadis PUPR Trauma Temui Warga Pemilik Lahan Waduk Napun Gete

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Kericuhan yang diakibatkan oleh pembongkaran paksa tenda yang dibangun warga pemilik lahan yang akan dipergunakan untuk membangun waduk Napoun Gete, membuat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kabupaten Sikka, trauma.

“Benar, waktu kemarin, Senin (15/4), kaca depan mobil saya terkena lemparan batu. Saya menyuruh sopir segera pergi dari lokasi, karena situasinya tegang dan tidak kondusif,” kata Kepala Dinas PUPR kabupaten Sikka, Tommy Lameng, Selasa (16/4/2019).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kabupaten Sikka, Tommy Lameng. -Foto: Ebed de Rosary

Menurut Tommy, warga pemilik lahan kbersikeras tidak mau membuka tenda yang dibangun menutup jalan masuk ke waduk Napun Gete.Tim mediasi dari kabupaten Sikka dan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara hanya berdiri di depan tenda saja.

“Kami ingin adanya pertemuan dan bisa berdialog di tempat yang nyaman, tapi warga tidak mau. Kami hanya berbicara sambil berdiri di depan tenda yang mereka dirikan di depan pintu masuk,” jelasnya.

Tommy menjelaskan, warga yang berjumlah ratusan orang, baik pria maupun wanita, memegang kayu, batu dan ada pula yang membawa parang atau kalewang. Aparat kepolisian yang hadir hanya beberapa orang saja, sehingga tidak sebanding dengan banyaknya warga.

“Saya kapok dan tidak mau lagi kalau pergi menemui warga mengurus pembayaran ganti rugi lahan warga. Saya kaget melihat massa yang marah dan melempar kami,” tuturnya.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka, F. Evensius Edomeko, mengatakan, pemerintah kabupaten Sikka akan terus berkoordinasi dengan pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pembangunan bendungan Napun Gete.

Lihat juga...