Desa Pakraman Renon Bentuk Sabha Yowana
Editor: Mahadeva
DENPASAR – Desa Pakraman Renon Denpasar membentuk Sabha Yowana, sebagai ruang ekspresi generasi muda di daerahnya.
Lembaga yang akan mewadahi aktivitas generasi muda dalam mendukung pelestarian seni, budaya dan tradisi Bali tersebut, menjadi tempat berkumpulnya perwakilan generasi muda dari seluruh banjar di Desa Renon.
Bendesa Pakraman Renon, I Made Sutama, mengatakan, peran serta generasi muda dalam pelestarian dan pengembangan seni, budaya dan tradisi Bali saat ini sangat signifikan. Melalui wadah Sabha Yowana, generasi muda memiliki ruang untuk berekspresi, khususnya di tingkat Desa Pakraman. “Kami berkomitmen untuk menjaga tradisi dan kearifan lokal Bali bersama generasi muda, agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang negatif,” jelas Made Sutama, Kamis, (4/4/2019).
Desa Pakraman Renon, mewilayahi lima banjar. Dengan demikian, daerahnya dapat digolongkan sebagai wilayah yang luas. Sehingga diperlukan sinergitas semua lini termasuk generasi muda, untuk menjaga tradisi dan kearifan lokal Bali.
Sementara saat ini, telah terjadi penurunan pemahaman tentang tata krama saat bersembahyang ke pura. “Dengan adanya PHBS ini masyarakat dan umat Hindu dapat memahami etika dalam bersembahyang ke Pura, termasuk pantangan dan cara bersembahyang,” imbuhnya.
Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menyambut baik adanya Sabha Yowana dan PHBS di Desa Renon. Keberadaan generasi muda, sangat erat kaitanya dengan kemajuan Desa Pakraman. Namun demikian, kemajuan itu hendaknya memberikan dampak positif terhadap perkembangan tradisi dan kearifan lokal di Bali.
“Generasi muda ini adalah generasi milenial yang sangat mudah dan cepat menerima informasi. Disinilah peran Desa Pakraman, Klian Adat, serta masyarakat, untuk mengarahkan generasi muda agar tidak terjebak dalam hal-hal yang negatif,” jelas Rai Mantra.