Sumbar Tingkatkan Penyuluhan Cegah Diabetes

Editor: Koko Triarko

Ia menjelaskan, melihat dari data 2017 yang merupakan dari hasil penelitian dari 10 kabupaten dan kota, angka diabetes sekitar 5,2 persen. Namun, 20 tahun sebelum diteliti, di Sumatra Barat angkanya 1,8 persen. Artinya, terjadi kenaikan tiga kali lipat.

Untuk itu, penanganan diabetes di Sumatra Barat diawali dengan usaha pradiabetes. Seperti pola makan yang sehat, memasyarakatkan olah raga, kemudian pemeriksaan kadar gula.

“Jadi, agar tidak terkena diabetes, menghidupkan pola makan yang sehat, olah raga. Car Free Day (CFD) tiap Minggu itu bagus, lalu pemeriksaan sejak dini kadar gulanya,” terangnya.

Eva juga mengatakan, untuk pemerintah daerah, supaya menjadi corong dalam menginformasikan bahaya diabetes tersebut, dan penanganan dininya, sehingga masyarakat sadar akan kesehatan dengan melakukan pola hidup yang sehat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Merry Yuliesday, mengungkapkan, diabetes ini dampaknya sangat luar biasa. Segala macam penyakit dapat menyerang diri, jika sudah terkena diabetes.

“Diabetes ini sudah menjadi muara segala penyakit, jika diabetes bisa akibatkan kebutaan, jantung, keluhan pada kaki, ginjal. Bahkan, diabetes ini bisa mengakibatkan depresi. Untuk itu, gejala diabetes ini mesti diwaspadai sejak dini, jangan sudah terdiagnosa baru dicegah,” sebutnya.

Kemudian, kata Merry, diabetes ini juga dapat terjadi karena faktor keturunan. Contohnya, jika bapaknya terkena diabetes, tapi ibunya tidak. Anaknya 50 persen pasti terkena diabetes, kemudian jika orang tuanya kedua diabetes, otomatis 100 persen anaknya terkena diabetes nantinya.

“Meskipun ada kecenderungan faktor diabetes itu faktor keturunan, namun pola makan juga mesti diperhatikan. Makanlah yang sehat, jangan makan yang berlemak dan berkarbohidrat saja. Tapi, juga makan buah-buahan,” tuturnya.

Lihat juga...