Sumbar Tingkatkan Penyuluhan Cegah Diabetes

Editor: Koko Triarko

PADANG – Dr. dr. Eva Decroli, Sp.PD-KEMD., FINASIM, mengatakan persoalan diabetes masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat di Sumatra Barat, apalagi diabetes ini cenderung terjadi karena pola hidup yang kurang sehat.

Dari data penelitian Dosen Fakultas Kedokteran Unand ini, dari 2.000 pasien yang diteliti, ternyata laki-laki dan perempuan hampir sama perbandingannya. Laki-laki 4,5 dan perempuan 5,5. Usia di bawah 50 tahun hampir 25 persen terkena diabetes.

“Mereka yang terkena diabetes di bawah usia 50 tahun ini, sering mengetahui terkena diabetes setelah diperiksa. Sehingga, cenderung terlambat mengetahuinya,” katanya, yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini, Jumat (22/3/2019).

Menurutnya, mereka yang terkena diabetes ternyata setelah didiagnosa yang disertai kegemukan, dengan persentase 16 persen. Lalu, kolesterol tinggi pada persentase 42 persen. Kemudian, hipertensi di angka 46,9 persen. Sehingga orang yang terkena diabetes ini gabungan dari kegemukan, kolesterol tinggi dan hipertensi, hal yang demikian sangat ditakuti oleh masyarakat.

Ia menyebutkan, diabetes ini juga akan berdampak kepada keluhan kaki yang berakibat kepada amputasi, dengan persentase 40 persen, serangan jantung  32,5 persen, ginjal 27,8 persen. Bahkan, menariknya, 2.000 pasien itu, 235 orang kurang lebih atau 11 persennya terkena gejala depresi.

“Bisa kita bayangkan, gejala depresi akan berdampak kepada hilang gairah, perhatian, tidak ada nafsu makan, lelah, susah tidur. Sedangkan angka diabetes di Sumatra Barat hampir sama dengan dunia. Bahkan, angka itu pada 2030 diprediksi naik dua kali lipat,” ujarnya.

Lihat juga...