Hujan Hambat Pengeringan Batu Bata di Lamsel

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Kegiatan produksi batu bata di Desa Tanjungsari, Kecamatan Palas, Lampung Selatan mulai terimbas hujan. Proses pengeringan batu bata terhambat turunnya hujan.

Ponimin (68), salah satu produsen batu bata menyebut, hujan mulai melanda wilayahnya sebulan terakhir. Curah hujan yang tinggi, membuat proses produksi terhambat, mulai proses pencetakan hingga penjemuran.

Produksi batu bata dilakukan di bangunan brak peneduh. Brak juga dipergunakan untuk penyimpanan batu bata dan proses pembakaran. Selain memanfaatkan brak, produsen terpaksa membeli plastik untuk penutup bata melindungi dari hujan.

Brak atau lokasi penyimpanan batu bata milik Ponimin sekaligus dipergunakan untuk peneduh batu bata yang sudah kering – Foto Henk Widi

Musim hujan disertai angin kencang, membuat para perajin batu bata harus mengeluarkan biaya ekstra, yaitu untuk membeli terpal plastik. “Hujan menghambat pencetakan hingga pengeringan, saat kondisi normal pengeringan hanya butuh sepekan, saat hujan bisa lebih lama, hingga tiga pekan,” terang Ponimin, saat ditemui Cendana News, Selasa (19/3/2019).

Sementara itu, di musim hujan kegiatan pembangunan juga berkurang. Dampaknya, permintaan batu bata juga mengalami penurunan. Perajin menyimpan batu bata yang sudah kering namun belum dibakar. Pembakaran dilakukan setelah ada pemesanan atau pembelian.

Perajin lainnya, Ngadimun (69), warga Desa Sukamulya menyebut, pembuatan batu bata di wilayahnya masih tergantung bahan baku tanah dari wilayah lain. Tanah jenis tanah putih, dibeli dari wilayah Kecamatan Way Panji.

Lihat juga...