Ekonomi Digital Dukung Pertumbuhan Ekonomi Bali

Editor: Mahadeva

DENPASAR – Ekonomi Bali di 2018 mengalami akselerasi kinerja dan tumbuh sebesar 6,35 persen (yoy). Pertumbuhannya, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di 2017, yang hanya sebesar 5,57 persen (yoy).

Deputi Direktur BI KPw Bali, Sapto Widyatmiko.-Foto: Sultan Anshori.

Pada triwulan I 2019, ekonomi Bali diperkirakan tetap tumbuh kuat, meskipun cenderung melambat, dengan kisaran 6,10 persen hingga 6,50 persen (yoy).

Deputi Direktur BI KPw Bali, Sapto Widyatmiko, menyebut, beberapa faktor penyebab perlambatan tersebut adalah, telah berakhirnya periode pariwisata Bali. Prakiraan melambatnya kinerja ekonomi mitra dagang utama dunia, terutama Amerika Serikat dan Australia, serta telah selesainya pengerjaan sebagian besar proyek konstruksi yang terkait dengan IMF-WB AM 2018.

“Triwulan pertama di 2019 diperkirakan tidak setinggi dengan triwulan keempat 2018. Tapi kita mengharapkan nanti ada peningkatan di triwulan berikutnya,” tandas Sapto Widyatmiko usai memaparkan diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi Bali, dengan tema, Strategi dan Kebijakan dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Digital di Wilayah Bali, Selasa (26/3/2019).

Untuk mendongkrak perekonomian Bali di 2019, dilakukan pengembangan ekonomi digital. Ekonomi digital, menjadi sarana mempercepat proses pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Di beberapa negara, pertumbuhan ekonomi digital berlangsung cepat. Kondisinya bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Negara-negara di Afrika banyak tertolong dengan adanya ekonomi digital.

Dengan digitalisasi, bisa mempercepat proses misalnya pengiriman dan segala bentuk transaksi ekonomi. “Saya belum melakukan kajian. Tapi yang pasti, akan lebih tinggi dibandingkan dengan cara konvensional. Dengan adanya ekonomi digital, paling tidak lebih efisien, cepat dan lebih transparan,” tandasnya.

Lihat juga...