BPDP Kelapa Sawit-Sesparlu Rangkul Mahasiswa Kuatkan Diplomasi
JAKARTA — Sekolah Staff dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri RI (Sesparlu) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) mengelar kegiatan diskusi dalam rangka menjaring masukan bagi penguatan diplomasi kelapa sawit Indonesia di Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci, Tangerang, Banten.
Kegiatan menghadirkan empat narasumber dari beberapa stakeholders seperti Togar Sitanggang (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia-GAPKI), Dr Windratmo (BPPK-Kemlu RI), Dr Dian Parluhutan (UPH), serta Dubes Soemadi Brotodiningrat.
Keterangan yang diterima Selasa (26/3), menyebutkan diskusi yang moderator Danang Waskito itu diikuti sekitar 50 peserta terdiri dari mahasiswa dan pengajar UPH Karawaci dibuka Dekan FISIP UPH Prof Dr Aleksius Jemadu.
Togar Sitanggang mengatakan sawit adalah komoditas strategis bagi Indonesia khususnya bagi petani kecil sebagai pemilik lahan 41 persen dari total lahan sawit di Indonesia.
Dari total produksi lebih dari 47 juta ton pada tahun 2018, sekitar 32 juta ton di antaranya diekspor ke berbagai negara. Pasar Uni Eropa adalah pasar terbesar kedua bagi Indonesia, sehingga kebijakan yang merugikan kelapa sawit di Eropa akan sangat berpengaruh bagi Indonesia, termasuk petaninya
Sementara itu, Dr Windratmo menjelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam menanggapi permasalahan kelapa sawit di Eropa, baik melalui kerangka bilateral dan regional (khususnya ASEAN).
Secara khusus, Dr Dian Parluhutan menjelaskan studinya mengenai potensi membawa kasus penerbitan Renewable Energy Directive (RED) II dan Delegated Act Indirect Land Use Change (DA-ILUC) yang dikeluarkan pada Maret 2019 ini ke lembaga World Trade Organization (WTO).