Sulitnya Air Bersih Jadi Masalah Klasik di Desa Kelawi-Bakauheni
Editor: Koko Triarko
Upaya memenuhi kebutuhan air bersih, kata Syahbana, juga dengan menjaga hutan larangan di bagian atas permukiman warga. Pada awal 2019, Syahbana menyebut pasokan air masih bisa diperoleh warga dengan sistem pipanisasi menggunakan selang, sebagian dengan jerigen.
Menurutnya, keberadaan pepohonan yang dijaga serta dipertahankan menjadi cara warga melestarikan air bersih di wilayah tersebut.
“Beberapa lahan milik warga sudah ditanami berbagai jenis tanaman produktif, namun sebagian merupakan tanaman yang tidak menyerap air, seperti jagung serta pisang, sehingga warga sebagian masih menjaga pepohonan yang menjadi sumber mata air,” terang Syahbana.
Kepedulian terhadap kelestarian lingkungan juga dilakukan dengan menerapkan penanaman multi purpose tree species (MPTS). Cara tersebut diakui menjadi kearifan warga setempat, dengan menanam pohon produktif yang memiliki fungsi ganda.
Saat pohon menghasilkan buah produktif, manfaat pertama bisa diambil dengan mendapatkan hasil penjualan buah. Beberapa tanaman tersebut di antaranya alpukat, jengkol, petai serta berbagai tanaman produktif lain.
Jenis tanaman keras tersebut, sengaja ditanam masyarakat untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Selain itu, untuk kebutuhan jangka panjang keberadaan pepohonan berakar tunjang menjaga kawasan perbukitan dari risiko longsor.
Syahbana menyebut, dalam kurun waktu satu bulan pada Januari, di wilayah Desa Kelawi terjadi longsor di dua titik. Longsor di Dusun Minang Rua dan Dusun Kepayang terjadi akibat perubahan pola tanam pada lahan perbukitan.
“Kesadaran warga sepertinya harus kembali dibangkitkan, karena peristiwa longsor pada lahan miring bisa merugikan dan membahayakan,” beber Syahbana.