Sangonan, Dusun Kecil Tempat Soeharto Mengambil Janur Kuning

Editor: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Dusun Sangonan, Sidorejo, Godean, Sleman, selama ini mungkin tak banyak dikenal dan dibicarakan masyarakat secara luas. Padahal dusun kecil di sisi barat laut kota Yogyakarta ini menyimpan sejarah peristiwa penting peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Di Dusun Sangonan inilah, Pak Harto yang saat itu merupakan Komandan Pasukan Wehrkreise III dengan pangkat Letkol, untuk pertama kalinya memerintahkan pasukannya memakai daun kelapa muda atau janur kuning sebagai simbol atau tanda sebelum peristiwa Serangan Umum 1 Maret terjadi.

Dusun Sangonan sendiri bukan sebuah daerah yang asing bagi Pak Harto. Pasalnya dusun ini merupakan tempat tinggal sejumlah kerabatnya dari garis keturunan sang ibu, Soekirah. Sedikitnya terdapat 5 orang simbah atau kakek kecil Pak Harto yang menetap di Dusun Sangonan ini, salah satunya adalah Joyo Pawiro.

“Sebelum Serangan Umum 1 Maret Pak Harto dan pasukannya pernah bermarkas di sini. Di rumah bapak saya Joyo Pawiro. Kurang lebih sekitar 2-3 bulan,” ujar Bardiyah Sosroyuwono (87) anak Joyo Pawiro sekaligus bibi kecil Pak Harto.

Bardiyah Sosroyuwono (87) anak Joyo Pawiro sekaligus bibi kecil Pak Harto bersama cucu Joyo Pawiro, Bambang Sugeng – Foto: Jatmika H Kusmargana

Berdasarkan silsilah yang ada, Joyo Pawiro merupakan anak dari Prawiro Setiko atau yang juga dikenal dengan nama Noto Sudiro. Noto Sudiro sebagaimana diketahui merupakan Kakek Buyut Pak Harto. Dari garis Noto Sudirolah, kakek Pak Harto Atmo Sudiro lahir. Kemudian Atmo Sudiro memiliki anak Soekirah yang tak lain adalah ibu Pak Harto.

Lihat juga...