Kadis SDA DKI Bantah Pembangunan Waduk Jadi Sarang Nyamuk
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Kepala Dinas Sumber Daya Air (Kadis SDA) DKI Teguh Hendrawan, membantah pernyataan pihak Pemerintah Kota Admistrasi Jakarta Timur, jika pembangunan waduk di kawasan Kampung Rambutan, Jakarta Timur disebut sebagai sarang nyamuk Aides Aigepty.
Menurutnya genangan air yang berada di waduk itu merupakan hal yang wajar dan biasa.
“Nggaklah waduk segede itu, tanggung ada nyamuk DBD, sekalian saja ada ular sanca. Orang waduk gede gitu. Ya namanya waduk pasti ada airnya ngambang,” kata Teguh, saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).
Teguh menjamin, tak ada jentik nyamuk Aides Aigepty yang bersarang di sekitar waduk mangkrak seluas 4,6 hektare ini. Sebab jentik nyamuk pasti akan dimakan oleh ikan-ikan yang hidup di dalam waduk itu.
Lagi pula, kata Teguh, air yang meluber di sekitar waduk adalah hal wajar sehingga hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan pihak SDA.
Kemudian dia menuding tingginya sebaran DBD di Jakarta Timur disebabkan oleh banyaknya pemukiman kumuh di kawasan ini. Bukan karena adanya waduk yang menjadi sarang nyamuk. Keberadaan waduk tak berpengaruh terhadap sebaran DBD.
“Kalau nyamuk DBD itu mungkin di kawasan kumuh di sekitarnya. Di perkampungan sana kan kawasannya padat miskin,” tegasnya.
Teguh mengatakan, saat ini jumlah waduk di Jakarta mencapai 111 waduk. Bila waduk disebut sebagai sarang nyamuk, maka Jakarta saat ini, kata Teguh, sudah memasuki status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah.
“Jadi waduk nggak ada pengaruhnya sama DBD. Waduk kan nggak cuma di Kampung Rambutan. Ada 111 waduk Situembung di DKI Jakarta, berarti kalau kayak gitu, ada 110 yang lain juga tempat DBD. Wah saya bisa diomelin gubernur jadi KLB,” tegas Teguh.