Ila Rahma, Luwes Menari Tanpa Iringan Bunyi Gamelan

Editor: Koko Triarko

PURWOKERTO – Suasana sepi, tak ada alunan musik atau pun suara gending, namun salah satu siswa tampak asyik berlenggak-lenggok di atas panggung membawakan tarian Geyol Denok, khas Banyumasan. Senyum selalu tersungging di wajahnya, seiring gerakan tari yang dibawakan dengan penuh keyakinan, ekspresif dan memukau.

Ila Rahma, siswa kelas VII Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut ini terus menari, meski tanpa iringan musik. Tepuk tangan penonton, membuatnya semakin bersemangat mengayunkan tangan, kaki serta liukan gerakan tubuh. Hingga akhir pertunjukan, Ila Rahma membawakan tarian dengan mantap, tanpa ragu sedikit pun.

Tak hanya Ila yang piawai menyuguhkan pertunjukan dalam kesunyian. Sekelompok siswa lainnya, juga tampil membawakan pertunjukan pantomim dengan apik. Ada gerakan bergantian antarpemain, ada pula gerakan yang dilakukan bersama-sama. Tanpa musik mengiring, gerakan tersebut tetap kompak dipertontonkan.

Suasana interaksi belajar antarsiswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut Purwokerto di kelas. -Foto: Hermiana E. Effendi

ʺMereka belajar dengan menghafalkan ketukan hitungan, sebab mereka tidak bisa mendengar sama sekali. Misalnya, hitungan 1-2-3-4, kemudian berganti dengan gerakan baru, begitu seterusnya. Sehingga saat musik dimatikan, mereka tetap saja menari atau pun main pantomim. Sebab, musik itu hanya pelengkap pertunjukan bagi kita yang bisa mendengarkan,ʺ jelas Kepala SLB Yakut, Purwokerto, Neti Lestari, Kamis (28/2/2019).

Untuk sebuah tarian dengan durasi sekitar 15 menit, Ila Rahma hanya membutuhkan waktu lima hari untuk belajar. Metode belajarnya dengan cara menghafal gerakan tari sampai pada hitungan ketukan tertentu.

Lihat juga...