Hingga Oktober 2019, Riau Siaga Darurat Karhutla

Ilustrasi kebakaran hutan [Ant]

“Memang harus penetapan sampai Oktober, karena nanti ada Pilpres, ada Pileg (Pemilu Legislatif), tahun politik ini,” tandasnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Marzuki, menjelaskan, pemerintah daerah memang harus mewaspadai potensi Karhutla di Riau. Kondisi cuaca pada kemarau memang relatif normal, karena pengaruh El Nino tahun ini lemah. Namun, di daerah pesisir Riau relatif lebih kering dan curah hujan sedikit.

Pada Februari hingga Juli, curah hujan diprakirakan akan semakin berkurang. Hujan hanya bersifat lokal dengan intensitas hujan ringan ke sedang. “Berdasarkan prakiraan kita, pada Juni kita masuk musim kemarau dan berlangsung sampai Oktober,” kata Marzuki.

Data BPBD Riau, sejak awal Januari hingga pertengahan Februari, luas kebakaran hutan dan lahan di Riau mencapai 841,71 ha. Lahan yang terbakar paling luas terjadi di Kabupaten Bengkalis, yaitu 625 hektare ha. Kemudian di Kabupaten Rokan Hilir seluas 117 ha, Dumai 43,5 ha, Meranti 20,2 ha, Pekanbaru 16 ha, serta Kampar 14 ha.

Citra Satelit Terra-Aqua juga menunjukan jumlah titik panas di kawasan gambut Provinsi Riau pada periode 11-17 Februari meningkat menjadi 231 titik. Sebelumnya hanya ada 48 titik, di periode 4 hingga 10 Februari. Titik panas terkonsentrasi di daerah pesisir Riau seperti di Kabupaten Bengkalis, Dumai, Kepulauan Meranti dan Pelalawan. (Ant)

Lihat juga...