Dinkes Sumbar: Pencegahan Demam Berdarah Perlu Dimaksimalkan
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PADANG — Dinas Kesehatan Sumatera Barat mengimbau agar sosialisasi terhadap pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat lebih ditingkatkan di kabupaten dan kota.
“Sosialiasi ke masyarakat untuk meningkatkan budaya hidup bersih perlu ditingkatkan. Dinas Kesehatan kabupaten dan kota harus lebih gencar memberikan edukasi agar masyarakat peduli dengan kebersihan lingkungan sekitarnya,” sebut Kepala Dinkes Sumatera Barat, Merry Yuliesday, Jumat (15/2 /2019).
Dikatakan, pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu dimaksimalkan untuk pencegahan sejak dini. Menurutnya, fogging bukanlah cara yang tepat karena hanya mampu membunuh nyamuk biasanya. Akibatnya, jentik nyamuk aedes tumbuh dengan baik, dan pengembangbiakan masih terjadi.
“Bagaimana masyarakat dapat membersihkan tempat penampungan air secara berkala. Setiap rumah perlu ada Jumantik (Juru Pemantau Jentik). PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba. Meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD ini,” jelasnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatera Barat, jumlah kasus DBD selama Januari mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Dimana tercatat ada 256 kasus yang terjadi, dan 1 diantaranya menyebabkan korban meninggal dunia. Sementara pada Desember 2018 terjadi 189 kasus DBD.
“Ada tiga daerah tertinggi kasus DBD selama Januari kemarin, Kota Padang ada 58 orang, Pasaman Barat 33 kasus, dan Tanahdatar 24 kasus. Kita berharap pada Februari ini terjadi penurunan,” terangnya.
Sementara hingga 12 Februari, Kota Padang masih berada di urutan teratas kasus DBD, dimana 12 kasus, Pariaman 9 kasus, Kabupaten Solok 8 kasus, sementara Pasaman Barat saat ini terjadi 7 kasus, dan Tanahdatar terjadi 3 kasus.