BPBD Kota Malang Targetkan 22 Kelurahan Tangguh Bencana
Editor: Koko Triarko
MALANG – Indonesia selama ini menjadi kawasan rawan gempa bumi, karena berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Selain gempa bumi, bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, seperti banjir, tanah longsor, menjadi bencana yang kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Karenanya, masyarakat membutuhkan pengetahuan yang mumpuni dalam mitigasi bencana, untuk meminimalisir dampak bencana, termasuk jatuhnya korban jiwa.
Kepala seksi pencegahan bidang PK Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Malang, Ir.Indra Gita, MM., menyebutkan, hingga sekarang kesadaran masyarakat terhadap bencana masih sangat kurang.

Untuk itu, pihaknya tengah mengupayakan membentuk kelurahan tangguh bencana, dengan harapan agar masyarakat bisa sadar dan mau terlibat, tidak hanya pada saat terjadi bencana, tetapi juga pada saat sebelum bencana.
“Dulu sebelum 2007, konsepnya adalah pada saat terjadi bencana baru bergerak. Sekarang tidak, sesuai UU nomor 24 tahun 2007, manajemen bencana dimulai dari prabencana sampai dengan pascabencana,” jelasnya, usai memberikan materi dalam seminar ‘Mitigasi Bencana Lahirkan Generasi Radar Bencana’ di Aula Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang, Minggu (17/2/2019).
Disampaikan Indra, dari 57 kelurahan yang ada di kota Malang, sampai 2019 ditargetkan bisa terbentuk 22 kelurahan tangguh bencana, yang dibiayai oleh APBD. Di samping itu, juga ada kelurahan tangguh mandiri, yang dananya berasal dari masyarakat sendiri.