Warga Terdampak Tsunami di Lamsel Mulai Beraktivitas

Editor: Koko Triarko

Menurut Muhamad Yusuf, dua pekan setelah bencana tsunami, sektor pariwisata lumpuh. Imbasnya, warga tidak memiliki sumber penghasilan, dari bekerja sebagai pedagang, penyedia jasa penginapan serta jasa ojek perahu.

Bagan apung milik warga Dusun Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan masih dibiarkan rusak akibat tsunami pada Sabtu 22 Desember 2018 silam -Foto: Henk Widi

Pada proses pembangunan jalan rabat beton, Muhammad Yusuf mengaku membutuhkan 30 orang dari sejumlah dusun. Sesuai rencana anggaran biaya (RAB) jalan menggunakan dana desa tersebut, dibuat sepanjang 1.500 meter dengan lebar sekitar 3 meter.

“Pekerjaan membangun jalan setidaknya bisa menjadi pekerjaan sementara, agar warga bisa mendapatkan penghasilan setelah tsunami,” beber Muhamad Yusuf.

Melalui kegiatan pengerjaan akses jalan dengan sistem rabat beton, ia berharap perekonomian warga bisa cepat pulih. Pemulihan perekonomian warga bisa dilakukan dengan membuat akses jalan menuju ke wilayah pantai Minang Rua.

Meski sebagian fasilitas wisata rusak, warga juga mulai bangkit melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis), untuk membersihkan fasilitas wisata.

Selama ini, katanya, akses jalan dipergunakan sebagai fasilitas untuk pendistribusian hasil panen kebun warga, hasil ikan tangkapan nelayan, akses wisata serta jalur transportasi bagi warga.

Selama proses pengerjaan jalan, kendaraan roda empat masih belum bisa melintas, sehingga hasil kebun, seperti kelapa, pisang harus diangkut mempergunakan motor.

Salimin, salah satu nelayan, menyebut mulai memperbaiki perahu serta bagan apung yang rusak akibat tsunami. Menurutnya, sebagian besar nelayan masih belum bisa mencari ikan, sehingga hanya mengandalkan hasil perkebunan, seperti kelapa, pisang dan jagung.

Lihat juga...