Tiket Pesawat Mahal, Bus Antar Provinsi di Sumbar Raup Keuntungan

Editor: Satmoko Budi Santoso

Menurut Budi, pariwisata domestik, rasanya tidak akan mati jika ongkos penerbangan mahal. Sebab kebanyakan wisatawan domestik ke Sumatera Barat menggunakan jalur darat, seperti dari provinsi tetangga, Jambi, Bengkulu, Pekanbaru, Medan, hingga Aceh.

“Infrastruktur sudah bagus, wisatawan dari provinsi tetangga tetap bisa menggunakan jalur darat,” bebernya.

Budi menegaskan, sepakat jika harga tiket pesawat terbang dipatok sesuai keterjangkauan kantong masyarakat. Akan tetapi pihaknya tidak setuju jika tarif terlalu murah, serta cenderung mematikan transportasi darat yang selama ini sudah merasakan tekanan berkurangnya jumlah penumpang.

Di sisi lain, Budi melihat, memang ada ketidakwajaran maskapai penerbangan dalam menaikkan harga. Setidaknya untuk harga tiket maskapai penerbangan Lion Air berkisar Rp1 juta, dan untuk Garuda Indonesia berada di kisaran Rp1,5 juta untuk satu kali penerbangan per penumpang.

“Bagaimanapun juga saya selaku ketua Organda memahami operasional pesawat itu sangat mahal, semua kebutuhannya itu bayar. Tapi yang namanya angkutan umum, sebaiknya pihak maskapai penerbangan melihat juga kondisi ekonomi masyarakat. Intinya harga tiketnya lebih realistislah,” sebutnya.

Sebelumnya, beberapa pekan terakhir, konsumen jasa penerbangan menjerit akibat harga tiket penerbangan dalam negeri yang melejit. Protes keras disuarakan berbagai pihak, antara lain dari Sumatera Barat.

Mulai dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA), hingga Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyatakan, naiknya harga tiket pesawat terbang bisa mengancam kunjungan wisata ke Sumatera Barat. Hasil reaksi itu, maskapai penerbangan sepakat menurunkan harga hingga 60 persen.

Lihat juga...