Pendidikan Mitigasi Perlu Praktik

Ilustrasi -Dok: CDN

Ketahanan Bencana

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengatakan, sebanyak 37.408 sekolah terpapar risiko bencana alam, mulai dari letusan gunung api, gempa, banjir, tsunami, dan tanah longsor.

Karena itu, dalam waktu dekat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memberikan dasar-dasar keterampilan hidup kepada siswa, salah satunya mengenai pendidikan ketahanan terhadap bencana.

“Pendidikan ketahanan bencana yang dimasukkan ke dalam kurikulum, tidak berupa mata pelajaran khusus. Namun satu paket di dalam Penguatan Pendidikan Karakter, dan masih terbuka kalau ada hal tertentu yang masih harus masuk,” kata Mendikbud.

Kemendikbud telah menyiapkan lima paket modul terkait isu-isu terkini yang perlu diberikan kepada siswa di berbagai jenjang. Di antaranya, modul tentang bahaya narkoba, menangkal radikalisme, kesadaran hukum berlalu lintas, pendidikan antikorupsi, dan pendidikan mitigasi bencana.

Kelima modul tersebut tidak akan menjadi mata pelajaran khusus, melainkan akan diintegrasikan ke dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang dapat diberikan tidak hanya melalui intrakurikuler, tetapi juga melalui kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Pendidikan ketahanan bencana akan diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar, tanpa melalui mata pelajaran khusus. Tentunya, materi yang disajikan disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan.

“Proses belajar mengajar dapat dibikin seluwes mungkin, dengan rentang waktu yang cukup. Guru diberikan keleluasaan untuk mengatur jam belajar lebih luwes. Sehingga penguatan pendidikan karakter yang salah satu paketnya adalah memberikan informasi dan kecakapan hidup tertentu dapat berjalan,” tutur Mendikbud.

Lihat juga...