Gunung Anak Krakatau Butuh Waktu Lama Untuk Tinggi Lagi
Editor: Koko Triarko
Andi Suardi mengatakan, Gunung Anak Krakatau terlihat mengalami kondisi tenang, mulai Minggu (13/1) siang, sekaligus bisa teramati secara visual.
Pada kondisi cuaca cerah, GAK terlihat lebih rendah daripada pulau Rakata, pulau Panjang, pulau Sertung dan pulau Sebesi. Pada gugusan kepulauan Krakatau sebagai lokasi awal mula Krakatau Purba berada, ketinggian pulau-pulau tersebut kurang dari 1.000 meter.
Tercatat pulau Rakata setinggi 813 Mdpl, pulau Sertung 182 Mdpl, pulau Panjang 132 Mdpl, dan kini Gunung Anak Krakatau hanya setinggi 110 Mdpl.
“Dibanding kerabat di gugusan kepulauan Krakatau, GAK saat ini paling rendah, namun potensi meninggi bisa terjadi, meski butuh waktu lama bisa bertahun-tahun,” papar Andi Suardi.
Pascatsunami, katanya, erupsi GAK secara visual kerap terlihat dari sejumlah pesisir pantai Lamsel. Status GAK masih ditetapkan berada pada Level III atau Siaga.
Berdasarkan laporan Magma Volcanic Activity Report (VAR) terkini, Gunung Anak Krakatau dengan tinggi 110 mdpl, terlihat cerah. Pos pemantauan yang bisa melihat secara visual bahkan tidak memantau terjadinya letusan.
Secara meteorologi, kondisi di sekitar gunung dalam kondisi cuaca cerah. Angin bertiup lemah ke arah timur laut. Suhu udara 26-29 °C, kelembaban udara 88-94 %, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Secara visual, gunung berkabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Meski demikian, catatan kegempaan hembusan berjumlah 7, amplitudo: 2-5 mm, durasi: 11-45 detik.
Pantauan kegempaan tremor dan vulkanik dalam yang biasanya terpantau, bahkan nyaris tidak terpantau. Sesuai laporan dari stasiun pulau Sertung, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih berada pada Level III (Siaga).