Wisata Bahari Lamsel Lumpuh, Pemulihan Lama

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Akibat terjangan gelombang tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) silam berimbas pada sektor wisata bahari.

Sejumlah amenitas pada objek wisata bahari alami dan buatan di sepanjang pesisir Lampung Selatan (Lamsel) rusak akibat terjangan tsunami.

Syamsul, kepala dusun IV RT 9 RW 10, Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa menyebut, wilayah Kunjir dikenal sebagai pusat wisata bahari. Kawasan pantai yang mengarah ke Gunung Anak Krakatau (GAK) tersebut mengalami kerusakan terutama pada sejumlah fasilitas pantai wisata.

Kerusakan sejumlah pantai disebut Syamsul berada di perbatasan Desa Batu Balak hingga Desa Way Muli. Terjangan tsunami bahkan memindahkan puluhan warung kuliner, saung serta perahu nelayan untuk ojek perahu wisata.

Syamsul menyebut masyarakat masih fokus membenahi hunian tempat tinggal yang rusak akibat tsunami. Ia bahkan menyebut pemulihan untuk sektor wisata membutuhkan waktu lama.

“Prioritas kami sebagai wilayah terdampak paling parah akibat tsunami dengan desa tetangga Way Muli pasti untuk hunian tempat tinggal. Karena masih banyak warga mengungsi di posko pengungsian tersebar di sejumlah wilayah,” terang Syamsul, kepala dusun IV RT 9 RW 10, Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (30/12/2018).

Syamsul juga menyebut, upaya inventarisasi sejumlah kerusakan fasilitas di pantai Kunjir telah dilakukan terutama pada bangunan. Khusus di dusun Kunjir Syamsul mengaku, pendataan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lamsel, ada sekitar 25 rumah warga mengalami kerusakan serta dua sekolah dasar rusak.

Kerusakan tersebut sebagian bervariasi dari kerusakan berat, sedang hingga ringan. Sejumlah kerusakan fasilitas pariwisata juga didata oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya.

Lihat juga...