TK Primantari Buat Alat Peraga Sekolah dari Barang Bekas
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MAUMERE — Alat peraga yang dipergunakan sebagai metode pembelajaran serta berbagai perlengkapan sekolah biasanya membutuhkan dana untuk membelinya. Namun di TK Primantari desa Langir kecamatan Kangae kabupaten Sikka, disiasati dengan membuat sendiri berbahan baku barang bekas.

“Semua alat peraga hingga perlengkapan sekolah kami buat sendiri dari bahan sampah plastik dan barang bekas yang tidak terpakai. Kami tidak memiliki dana untuk membelinya,” sebut Ursula A.Udariyani, SPd, AUD, kepala sekolah TK Primantari di Maumere, Selasa (4/12/2018).
Dikatakan Yani sapaannya, TK Primantari didirikan dari dana desa Langir kecamatan Kangae tahun 2010 dan alokasi dana dari desa hanya untuk menggaji 5 orang guru honor komite saja.
“Saya pernah bekerja di perusahaan handycraft sehingga keahlian yang ada saya tularkan kepada para guru dan orang tua wali murid,” tuturnya.
Limbah dan barang bekas yang dipergunakan seperti pelepah pisang yang bisa dibuatkan kipas dan beberapa alat peraga. Ada juga sabuk kelapa untuk membuat boneka, kaset CD bekas untuk membuat permainan perkembangan karakter anak.
“Kami juga menggunakan sabuk kelapa, tongkol jagung, botol air mineral, papan tempat telur ayam, kardus bekas dan lainnya. Pokoknya semua permainan dan alat peraga kami buat dari barang bekas dan limbah,” ungkapnya.
Para guru dan orang tuan murid pun dilatih untuk membuat kerajinan tangan ini secara bersama-sama agar lebih banyak dan dipergunakan di sekolah. Selain itu keahlian yang didapat juga bisa dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan bagi orang tua.