Perkebunan Kopi Robusta di Sumbar, Lebih Dominan

Editor: Satmoko Budi Santoso

“Melihat dari Kopi Solok Radjo, usaha itu diinisiasi oleh anak muda. Dimulai dari mengumpulkan kopi petani yang ada di Kabupaten Solok, hingga ke Jambi. Kopinya telah sampai di pasaran ke luar negeri,” ujarnya.

Hal tersebut merupakan contoh, kata Nasrul, bahwa kopi Sumatera Barat, memiliki cita rasa dan aroma kopi yang khas. Bisa dikatakan rasa kopi Sumatera Barat tidak dimiliki oleh daerah lainnya.

Menurutnya, promosi kopi juga bisa dilakukan di berbagai hal, salah satunya melalui pertemuan para pecinta kopi, dengan turut mengundang sejumlah pengusaha penjualan kopi dan pengusaha kafe.

Produsen Solok Radjo, Alfadriansyah, mengatakan, saat ini kebun kopi tidak begitu banyak lagi. Buktinya per tahun kopi solok hanya panen 6 ton. Jumlah itu sangat sedikit, maka diperlukan bibit, sehingga lahan bisa diperluas.

Kopi Solok Radjo yang kini telah dieskpor ke luar negeri yaitu ke Amerika Serikat (AS). Untuk AS sendiri dikirim di saat musim panen. Setiap pengiriman, ada sebanyak dua kontainer yang berisi masing-masing 18  ton.

Adi, sapaan Alfadriansyah, mengatakan, kebutuhan di pasaran sangat tinggi, hanya saja sulit untuk memenuhi. Namun untuk mengatasi hal itu, Koperasi Produsen Solok Radjo telah membentuk sebuah program yang disebut dengan Radjo Project.

Di dalam Radjo Project ini, Adi menampung sejumlah hasil panen luar daerah, seperti dari Sitijuah Kabupaten Limapuluh Kota yang dikenal dengan Sitijuah Radjo. Selanjutnya ada dari Kerinci Provinsi Jambi yang dikenal dengan Kerinci Radjo.

Adi juga menjelaskan untuk kelebihan Solok Radjo dikenal dengan kualitas produk green beans yang tinggi, serta ragam yang sangat kaya akan rasa. Untuk peluang ke depan pun sangat menjanjikan karena banyaknya lahan potensial penanaman kopi di daerah tersebut.

Lihat juga...