Perkebunan Kopi Robusta di Sumbar, Lebih Dominan

Editor: Satmoko Budi Santoso

PADANG – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumatera Barat mencatat, kopi robusta lebih dominan ditanam petani di Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh lokasi ketinggian perkebunan yang ada di sejumlah daerah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumatera Barat, Candra, mengaku, untuk di Sumatera Barat, ada beberapa daerah yang memang cocok untuk berkebun kopi. Namun, dikarenakan daerah di Sumatera Barat memiliki letak geografis yang tak sama, kopi robusta lebih dominan ditanam petani.

Ia menjelaskan, hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Barat berkebun kopi. Melihat dari jenis kopi, untuk kopi robusta luas perkebunan mencapai 20 ribu hektare lebih, dan kopi arabika luas lahannya 17 ribu lebih.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, Candra/Foto: M. Noli Hendra

“Kopi robusta itu banyak ditanam di kawasan perkebunan yang ketinggian lahannya di bawah 800 meter dari permukaan laut. Sementara, untuk kopi arabika 1.000 meter dari permukaan laut. Jadi untuk ketinggian lahan di bawah 800 meter dari permukaan laut itu, lebih dominan di Sumatera Barat,” katanya, Senin (10/12/2018).

Candra menyebutkan, meski kopi robusta lebih dominan ditanam petani, akan tetapi kopi yang telah mencapai penjualan hingga ke berbagai negara itu, bukanlah kopi robusta, melainkan kopi arabika.

Hal ini dikarenakan, kopi arabika asal Sumatera Barat, terkenal dengan cita rasa yang khas. Lalu untuk kopi robusta, penjualan masih bersifat lokal.

Daerah di Sumatera Barat, penghasil kopi arabika itu terbesar dari daerah Kabupaten Solok. Di sana ada terdapat sebuah usaha yang dilakukan oleh pemuda setempat,  kopi arabika yang dikenal dengan Kopi Solok Radjo telah dieskpor ke berbagai negara.

Lihat juga...